47 | Berlayar

1313 Kata

"Bang! Anin!" Citra ketuk-ketuk pintu rumah. "Ni orang pada ada di dalem, nggak, sih?" Lampu luarnya memang masih nyala, gorden jendelanya juga masih rapat menutup. Citra berusaha mengintip, tetapi tidak terlihat apa-apa. Dia ketuk lagi pintunya. "Pak Kades! Asalamualaikum, Pak!" Elaaah. Citra mencebik. Sudah jam delapan lewat padahal, dia ada perlu. Mau ambil berkas di kamarnya. Lagi pula Bang Seril juga, kok, belum kelihatan di kebun anggur? Biasanya sudah mangkal di sana dari sebelum para petani perkebunan datang. Tapi semenjak menikah memang mulai molor, sih. Efek kelon kali, ya? Bahkan pak kades Suka Maju ini yang biasanya pagi-pagi sudah joging keliling desa, wara-wiri menyapa warga, lalu mangkal di balai bila bukan di kebun, malah belum terdeteksi batang hidungnya. Fix, kelon.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN