Satu per satu orang mulai meninggalkan resto di mana Anin bertempat, bahkan Zayyan dan Viska tampaknya sudah berdiri mau hengkang. Bagus, sih. Walau Anin jadi tidak bisa menunjukkan kemunculan Bang Seril yang menjemputnya. Anin pun dadah-dadah ke penonton di siaran live-nya. Sambil dari tadi cek notif barangkali ada balasan Bang Seril, tetapi nihil. Sesak. d**a Anin serasa ada yang mencengkeram. Marah. Rasanya ingin marah, tetapi tak tahu marah ke siapa. Kepada Bang Serilkah? Apa berhak? Saat Anin berkilas balik, pernikahan ini ada karenanya. Anin pun memaksa. Bahkan diisi perjanjian, Anin mengizinkan Bang Seril tetap berkencan dengan Mbak Prita. Namun, entah kenapa rasanya amarah itu ingin Anin luahkan kepada sang suami kontrak. Bagaimanapun, kan, harusnya Anin prioritas. Setidaknya