100 | Perang yang Tak Bisa Dihindarkan

1106 Kata

Citra berdebar, dia melihat Anin begitu tangguh di sini. Tampak sangat berani, sudah seperti sosok jawara kampung. Demikian, Citra tak mau membuat Anin jadi terlihat gentar hanya karena dirinya yang agak khawatir. "Wah ... lihat siapa yang datang?" kata Mbak Prita. Di sini, Anin menatap Mbak Prita yang—benar ternyata—tampak buncit perutnya walau tidak sebesar Anin. Wanita itu memakai baju ketat, tetapi berbahan elastis. Kalau mau tahu, Anin merasa sesak akan dugaannya bila itu betul-betul darah daging Bang Seril. Namun, kemarahan yang kini lebih unggul. Rasanya Anin ingin mendorong badan bunting Mbak Prita sampai terduduk kasar di lantai. But, Anin tidak mau membuat segalanya menjadi keruh. Citra menatap Mbak Prita dan Anin yang saling pandang, lalu ada senyum di bibir Anin sebelum men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN