Dania tak menyangka jika akan mengalami hari yang apes. Mulai dari siang tadi di mana dirinya bertubrukan dengan bosnya yang menyebalkan itu. Yang mana berakhir dirinya yang disalahkan hingga dicecar habis-habisan dan Dania tak bisa membantah. Bukannya tak bisa sebenarnya, tapi takut. Malam ini, ada lagi hal lain yang msih berhubungan dengan lelaki itu. Dania pucat karena kue ulang tahun yang dipegangnya malah mengenai wajah sang bos yang sedang berulang tahun itu. Sebenarnya dia enggan memegang kue tersebut, akan tetapi tak enak menolak titah dari bosnya yang satu lagi. Dania tak menyalahkan Pak Afif juga. Dia sedang mengalami kesialan saja. "Pak, maaf. Saya enggak sengaja. Benar-benar enggak sengaja." Dania mencicit pelan. Namun, dia bisa menangkap sorot mata tajam lelaki itu. Arsyad, b