Ayra mengeluarkan ponselnya, tangan bergetar saat ia menekan nomor Vano. Setelah beberapa detik, suara Vano terdengar di ujung sana. "Vano, sekarang kamu di mana?" tanya Ayra, nada suaranya penuh harap. Vano menjawab dengan tegas, "Mau ke rumah Tuan Hengky. Aku mau minta maaf dan ingin perjodohan tetap berlanjut." Ayra tertegun mendengar jawaban itu. Emosi campur aduk menghujam hatinya, antara lega dan khawatir. "Bisakah kamu kembali dulu ke rumah? Ada hal penting." Vano menjawab, "Tidak bisa, Bu. Aku akan ke rumah Tuan Hengky. Aku akan pulang setelah menemui beliau." Ayra kembali membujuk, suaranya penuh permohonan, "Sebentar saja, Vano. Ibu mohon." Vano terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, "Baiklah." Setelah itu, panggilan berakhir. Ayra menatap Rangga dan Arif dengan tatapan

