Dokter Vano melebarkan matanya, terkejut mendengar usulan Sinta. "Maksud kamu?" tanyanya dengan nada ragu. Sinta tertawa kecil, "Tenang saja, kita hanya butuh tempat yang tenang untuk berbicara tanpa gangguan. Lagipula, ayahku tidak akan curiga kalau kita berada di hotel, sayang." Dokter Vano menghela nafas lega, "Oh, begitu. Oke, kalau begitu, kita ke hotel." Walau dokter Vano merasa gelisah setelah menyetujui itu. Dengan itu, dokter Vano melajukan mobilnya menuju hotel terdekat, sementara pikiran mereka berdua dipenuhi oleh rencana dan perasaan yang campur aduk. Dokter Vano berkata dalam hati, ‘apa tak akan jadi masalah saat seorang laki-laki dewasa dan perempuan dewasa masuk hotel? Selama ini aku memang banyak dekat dengan perempuan tapi tak pernah sejauh masuk kamar hotel. Apa ini

