Saat mendekati pintu ruang kerja Bintang, tangan Aksa sedikit gemetar. Ia mengambil napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri sebelum mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan. Di dalam ruangan, ternyata Bintang sedang sibuk dengan pekerjaannya, dan Aksa berharap bisa masuk dan keluar dengan cepat tanpa menarik perhatian. Aksa memasuki ruang kerja Bintang dengan hati-hati, membawa nampan berisi minuman. "Maaf, Tuan, saya membawakan minuman untuk Anda," katanya pelan. Jantung Aksa berpacu lebih cepat, penuh dengan rasa takut jika Bintang akan menyadari kehadirannya. Bintang, yang sedang fokus pada dokumen di tangannya, menjawab tanpa menoleh, "Simpan saja di meja dekat sofa." "Baik, Tuan," jawab Aksa, berusaha tetap tenang. Dengan hati-hati, ia meletakkan minuman di atas meja dekat

