"Ya, kamu hanya harus menemani Dewa dan memastikan dia berangkat ke kantor. Tante bisa bayar kamu sebanyak mungkin kalau kamu berhasil membuat Dewa rajin bekerja dan masalah biaya rumah sakit ibu kamu, kamu nggak perlu cemas lagi," kata Feni penuh harap. Tiffany berpikir sejenak. Ia hanya perlu menemani Dewa. Dua bulan tak akan lama. Pria itu akan ke kantor setiap hari, jadi ia tidak akan menghabiskan waktu 24 jam dengannya. Namun, apakah itu berarti juga harus menemani Dewa tidur? Kedua pipi Tiffany memanas seketika membayangkan hal itu. Terbangun di ranjang asing bersama Dewa saja sudah membuatnya sangat kaget. "Gimana?" tanya Feni beberapa detik kemudian. Tiffany membuang napas panjang. Ingatannya memutar sosok sang ibu yang masih terbaring di rumah sakit. Ia juga meninggalkan adikn