Bab 18. Pisah Kamar

1491 Kata

"Apa? Ngelakuin apa?" Niko bingung sendiri dengan pertanyaan Nadine. Melihat Niko yang bingung, Nadine semakin malu saja. Ia kembali menutupi setengah wajahnya dengan selimut. "Maaf, Om! Aku nggak bermaksud kayak gitu. Semalam ... aku nggak tahu apa yang terjadi. Tubuh aku ... panas banget dan ...." "Aku tahu, Din." Niko menyalakan lampu lalu duduk di tepi ranjang Nadine dengan hati-hati. "Kamu nggak perlu minta maaf, itu bukan masalah." Nadine melirik Niko. Karena lampu kamar sudah dinyalakan, ia bisa melihat lebih jelas sosok Niko. Dan Nadine bisa melihat bercak kemerahan di leher Niko! Itu bukan masalah? Oh, tentu saja itu masalah besar! Nadine malu sekali. Ia sungguh liar. Ia tak pernah seperti itu sebelumnya! Nadine mengalihkan tatapannya ke bibir Niko. Ia terkesiap sempurna. Ber

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN