Di luar Nella duduk sambil menatap layar komputer. Tidak ada yang bisa dikerjakan, apalagi semua bahasa Inggris. Nella paling bodoh dengan huruf inggris. Kring ... kring ... kring ... Bunyi telepon bikin Nella terperanjat, di angkatnya. “Halo, dengan Sekertaris Nella ada yang bisa saya bantu,” sambutan ramah. “Nella,” “Iya, Pak.” “Sudah makan?” “Belum, Pak.” “Makan yuk!” “Tidak perlu, Pak.” Mau dong Om! Ah, Om ini, Lala kangen! “Beneran? Temani aku makan,” “Maaf, Pak. Nanti saya makan di kantin saja.” “Aku kangen kamu...” Nella diam tak menjawab telepon sebelahan, padahal Edy tengah mengintip di pantulan cermin gelap itu, memperhatikan ekspresi Nella. “Kangen? Kangen siapa, Pak?” balas Nella nada datar “Kangen cewek barbar, yang sudah dewasa, jauh berbeda pertama

