Aku menjadi alasanmu pergi, maka aku akan menjadi alasanmu kembali. ~Aric. *** Jantung Vanya masih saja berdebar begitu kuat bersamaan bayangan ciuman yang telah terjadi seolah terus saja terlihat di pelupuk matanya, seolah pun terus menempel rasanya. Bila yang terjadi di Bali tak pernah bisa Vanya ingat, melakukannya dalam pengaruh alkohol, maka berbeda sekali dengan ciuman mereka semalam. Juga lebih dari sekedar ciuman singkat di mobil yang berhenti depan Villa. Vanya punya kesempatan untuk mencegah Aric menciumnya, mendorong bahkan menampar seperti yang Aric katakan sesaat sebelum mulai beringsut dan melekatkan bibir mereka satu sama lainnya. Tetapi, dia tidak melakukannya. Semua mengalir begitu saja. Vanya bahkan tidak menyadari saat kakinya mengikuti gerak Aric hingga melingkar di