“Sarah, aku tidak terkejut dan berpikir ke sana.” Aric menegaskan itu. “Tentu, terakhir bertemu denganku saat kalian akan menikah. Ini sudah hampir setahun.” Aric merasakan tangan Vanya yang akan menjauh, dia justru mengeratkan. Vanya pasti sangat terganggu dengan kehadiran dan penuh makna dari ucapan Sarah tersebut. “Semoga kalian bahagia, oh, Vanya sudah isi belum?” Sarah menatap Vanya. Jadi tertarik untuk tahu kehidupan Aric, sesuatu yang masih sulit Sarah percaya. Pria itu menikah, padahal Aric terlihat masih belum ingin jalani hubungan serius selain saat itu hanya main-main. “Belum,” Vanya menjawab singkat. “Semoga segera menyusul. Aku duluan ya,” Sarah kemudian pamit, memang tidak berulah, berbuat sesuatu yang Aric takutkan tapi ucapannya jelas memancing rasa penasaran Vanya