[S2] Menanti Cinta Hadir 13

1859 Kata

“Ada apa Vanya?” Aric terlihat sangat lemas, pucat. Vanya sampai memeganginya untuk kembali ke ruangan. Pasti ada yang mengatakan pada Dillan dan terdengar sampai Kaivan dan Hamish pun tiba di ruangan secara bersamaan. Vanya menggeleng pelan, “Aric tiba-tiba mual, muntah-muntah dan lemas. Badannya juga demam. Tadi pagi dia memang mengeluh pusing,” Kaivan segera memeriksa putranya yang terduduk sambil bersandar dan sedang dibantu Vanya minum air hangat. “Pulang saja, biar pak Tito antar kalian.” Ujar Kaivan. “Atau ke klinik bawah, Hamish coba cari tahu apa ada dokter jaganya?” Ujar Dillan. Hamish mengangguk, segera menelepon resepsionis bawah, untuk mencari tahu. “Belum datang,” ujar Hamish setelah selesi bicara. Aric menyandarkan diri ke bahu Vanya. Memeluknya nyaman. “Aric

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN