“Kamu mau juga?” ia bertanya pada tunangannya. “Satu gelas sama kamu saja—” “Uweeaaaak!” Hamish seketika berekspresi mual, “satu gelas berdua, seperti tidak ada gelas lain saja!” “Dasar, sirik aja kamu!” decak Aric pada sepupunya. Ia tengah berusaha tenang, untung telah bicara pada Hamish tadi walau belum selesai, tertahan atas kehadiran Vanya. Aric merasa jika Vanya seperti tahu sesuatu, lebih tepatnya bisa merasakan ada yang tengah ia pikirkan. Hamish memberi lirikan pada Aric saat Vanya sedang mengisi gelas-gelas mereka dengan jus buah tersebut. “Jadi, kamu sengaja ke sini pas Aric bilang ada di rumahku?” tanya Hamish. Vanya mengangguk, “ya. Mamah dan Ka Jenar masih di Mall tadi. Mungkin sekarang mereka udah on the way rumah.” “Aric kok tadi tidak bilang, apa memang kamu