“Kamu lihat wajah pucat Sarah tadi pas kita bacakan perjanjiannya?” Perjanjian yang membuat Sarah tidak akan berani macam-macam, apalagi sampai mengatakan apa pun pada Vanya dan orang tuanya. Keduanya berhenti di bahu jalan yang sepi setelah menyelesaikan urusan dengan wanita licik itu. Sarah jelas salah orang untuk mencari masalah. Mereka duduk di atas kap mobil. Hamish tadi datang di antar Rayan, jadi pulangnya dengan Aric. Sesekali keduanya menyesap rokok dan menyesap minum berkaleng yang tadi ia beli dari salah satu minimarket. Waktu beranjak kian malam. Sudut bibir Aric tertarik membentuk senyum puas, lega sekali saat bisa membuat Sarah tertekan dan tidak punya pilihan. Hamish juga memastikan seluruh foto yang dimiliki Sarah telah terhapus. “Dia pikir aku akan begitu saja mengiku