Brakkk! Braakkk! Itu bukan sekedar ketukan biasa, melainkan gedoran pintu yang cukup keras hingga mengusik dua insan yang tertidur pulas di atas ranjang. Vanya menjadi yang pertama kali terusik, kelopak matanya perlahan berkedut sampai perlahan terbuka, ia menarik napas dalam sembari mengamati situasi lalu menemukan sebuah beban tepat terjatuh di perut dan lainnya menindih kaki. Mata indahnya perlahan menatap sorot cahaya yang terlihat jelas dari balik tirai, jelas-jelas hari sudah siang. Bergerak pelan, Vanya berbalik dan menemukan wajah Aric yang begitu dekat. Damai dalam tidurnya. “Aric..” bisiknya serak, memanggilnya tetapi tidak terusik. Suara gedoran pintu tidak lagi terdengar, Vanya berpikir mungkin hanya firasat saja. “Aric, bangun..” kembali mencoba, kali ini dengan ta