“Morning sweet Cherry..” sapaan lembut yang telah terbiasa selama beberapa hari ini membuat bibir Vanya tertarik membentuk senyum manis. Suara pintu tertutup kemudian langkahnya mendekat hingga berdiri di belakang tubuhnya. Tangannya terulur memegangi masing-masing sisi pinggang sebelum menariknya merapat. “Morning.. kamu dari mana saja?” tanya Vanya, memiringkan sedikit kepalanya saat merasakan bibir lembut menyapu pipi lalu lehernya. Manis dan intim benar-benar terjadi pada mereka, pasangan pengantin baru. Sejak Vanya bangun dan mandi sampai berpakaian, Aric tidak terlihat dikamar. “Temani Papah mengurus tanaman-tanamannya.” "Memang bisa?" "Bisa, cuman temani ngobrol aja sih sebenarnya." Sembari terkekeh kecil. "Suka tidak, berkebun begitu?" Aric menggeleng, "aku lebih suka mengg