“Dokter Lea meneleponmu?” tanya Aric menghampiri Vanya yang baru saja mengakhiri teleponnya. “Ya.” Angguk Vanya. Menggigit kecil bibirnya, memerhatikan suaminya yang tampak berkeringat. Baru saja selesai berolahraga. Aric melepas kaus sebelumnya yang basah, melempar ke dalam tempat khusus pakaian kotor. Mata Vanya tidak beranjak dari setiap gerakkannya, Aric melakukan beberapa gerakan. Sit up maupun push up di atas matras milik Vanya yang berwarna merah muda. Vanya juga baru selesai melakukan pilates. Aric mendongak dan terkekeh, “kemarilah sayang!” “Hm?” “Naik ke punggungku seperti waktu itu.” Vanya langsung mengingatnya, ia meletakan ponselnya dan segera melangkah. Aric memosisikan untuk push up, sementara Vanya naik dan menempati punggungnya. Ia memeluk Aric, membiarkannya bergera