Vanya terduduk kaku dengan debaran d**a yang lebih pada mengarah tak nyaman. Berfirasat buruk. Dia duduk dan pikirannya mulai mengurutkan setiap kejadian. Terutama saat rencana liburan berubah seratus delapan puluh derajat terutama tiba-tiba dengan kehadiran keluarga Lais, termasuk Aric di dalamnya. Kembali ia ke Indonesia untuk bisa menemui dan kumpul dengan keluarga, ia melawan ketakutannya, menghadapi Aric dan menguras tenaga dan pikirannya, demi keluarga. Bukan ingin berakhir dengar kenyataan bila ada rencana perjodohan konyol antara ia dan Aric. Lamaran di sini pasti adalah keinginan Anna dan Kai, bukan Aric yang bahkan tampak terdiam bingung. “Aku akan menjelaskan.” Valerie mulai, “Vanya, sayang.. sebulan lalu sebelum kamu pulang. Anna dan Kai datang menemui kami, dia meminangmu u