Hamish sudah mengabari jadwal penerbangannya ke Roma, Italia. Vanya pulang kerja lebih cepat, menemukan Aric terlihat bicara di depan kamera laptop yang hidup. Pria itu memang masih bekerja seperti ucapannya pada Vanya. Ia biarkan, berlalu begitu saja meski secara sadar tatapan Aric sempat melirik dirinya. Vanya tidak mengunci pintu, merasa bila Aric belakangan selalu mengetuk pintu untuk meminta ijin masuk kamarnya. Tidak seperti kejadian di rumah orang tua Vanya di Jakarta yang langsung begitu saja masuk tanpa ijin. Aric menepati ucapannya, Vanya sampai lelah memintanya berhenti berusaha mendekatinya lalu kembali ke Jakarta. Hingga akhirnya Vanya lebih pasrah, mereka hidup sudah seperti pasangan yang hidup satu atap. Vanya membuat aturan untuk batas-batas yang tidak boleh Aric langga