Menyadari tatapan Aric dan terdiamnya, buat gadis itu berbalik. “Aric, ini bukan waktunya hanya diam! Cepat lakukan sesuatu agar airnya berhenti!” Tersentak, Aric mendekat dan justru ia tak sengaja memegang tangan Vanya yang sedang di tombol shower, tatapan mata mereka kembali beradu dengan irama jantung yang senada. Entah siapa yang mulai, pastinya perlahan wajah keduanya mendekat. Tangan Aric sudah memegangi satu sisi wajah Vanya. Di bawah air yang terus mengalir. Hanya perlu gerakan kecil untuk melekatkan bibir mereka satu sama lain. Situasi yang buat Vanya gugup sampai tidak bisa menghentikan dirinya. Satu detik… dua detik, dan ketika ketiga detiknya tepat saat bibir mereka hampir melekat, air shower di atasnya tiba-tiba berhenti. Menarik atensi sekaligus kesadaran yang langsun