“Ada yang kurang rasanya bila tidak datang ke kelab malam.” Cetus ide Hamish. Pikirannya memang hanya dia dan Tuhan yang tahu. Aric menatap sepupunya, hari kedua menemani mereka berjalan-jalan, Lou ingin pergi ke kota Venesia. Jarak yang jauh, bila menggunakan jalur darat dengan mobil pribadi bisa sampai lebih dari enam jam baru sampai. Vanya mengajak mereka menaiki kereta cepat Frecciargento. Mereka akan sampai dengan waktu lebih cepat, kurang dari empat jam. “Jangan dengarkan dia.” Bisik Aric begitu dekat di telinganya, Vanya menoleh buat wajah keduanya begitu dekat. Vanya justru ingin mengerjai Aric, senyumnya penuh makna ketika ia berbalik menatap Hamish. “Boleh. Aku tahu kelab malam terbaik di Roma. Setelah kembali dari Venesia, aku akan temani. Bila yang lain tak mau, kita bi