Patah-2

1243 Kata

Valerie yang sejak tadi mencoba tegar, tidak lagi kuasa. Air matanya pun turut jatuh, tepat saat itu Dillan menghampirinya. Merengkuh bahunya. Vanya kian terisak. “Aku merindukan kalian… Mah, Pah. Aku berharap bisa memeluk kalian sekarang. Maaf, Vanya selalu egois tanpa memikirkan perasaan kalian.” Bisiknya lagi. Dilan mengeratkan pelukan pada istrinya yang kian terisak. Keadaan menyadarkan Vanya banyak hal yang tidak seharusnya dia korbankan termasuk perasaan orang tuanya. Gadis itu meraup oksigen sebanyak-banyaknya, demi bisa tetap bernapas di tengah derai air matanya. Valerie dan Dillan saling tatap, menyaksikan putrinya yang selama ini terlihat tegar akhirnya menunjukkan diri bila ia tidak baik-baik saja. *** Satu setengah bulan berlalu, acara besar keluarga Lais baru saja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN