Kalimat dokter Putra terngiang setiap kali terapi. Ia harus tenang lebih dulu, membuat tremor mereda barulah mulai menggerakkannya. Pertama-tama ia membuat garis dan bentuk lingkaran sampai sudut bibir Vanya tertarik lega begitu mulai terbiasa meski masih sangat kaku. Ia membuka lembaran kosong baru. Lalu meraih ponsel. Ada foto favoritnya yang di ambil. Foto berdua dengan Aric. Vanya bukan istirahat justru sampai sore menyelesaikan gambarnya. Ia cukup puas dengan hasilnya, Vanya mengirimkan pada kekasihnya. [Aku menyelesaikannya, bagaimana menurutmu?] Vanya tidak mendapat balasan dari Aric hampir setengah jam, bahkan ia lupakan dan meninggalkannya untuk mengambil minum. Ia menemukan Jenar yang berkutat di dapur, membuat camilan untuk Juna. Saat kembali, tepat melihat layar ponselnya