“Vanya..” panggil Aric sembari menoleh pada tunangannya, Vanya menoleh sembari memegang ponsel. “Kamu serius sekali, siapa?” “Apa?” “Kamu chat dengan siapa?” selidik Aric. Hasil wawancara dengan Ansel, Vanya mendapat penawaran yang bagus tetapi belum mempertimbangkan meski Ansel berharap sekali. Vanya juga belum memberitahu Aric, seharusnya bukan sesuatu yang terlalu penting diberitahu pada tunangannya dan lebih pada Vanya malas membesar-besarkan sebab sudah pasti Aric akan memintanya menolak penawaran tersebut. “Teman.” “Milly?” “Memangnya temanku hanya Milly?” balik bertanya. Vanya sedang berbalas pesan dengan Ansel. “Aku hanya tahu yang dekat denganmu Milly.” Jawabnya, Vanya menyimpan ponsel ke tas. Aric mengulurkan tangan, mengusap puncak kepalanya. “Kamu belum cerita ke