“Ayo masuk,” Austin membukakan pintu untuk Laila yang berdiri dengan wajah yang ragu untuk masuk, “Dia sudah menunggu kita dari tadi.” Dia? Laila membatin. Austin memberi kode dengan dagunya, agar Laila segera masuk dan akhirnya wanita itu mengikuti pria itu dengan langkah perlahan. Laila langsung terkejut sekaligus kagum, ruangan yang dia masuki sama besarnya dengan ruangan di depan tapi ini lebih mewah dan khas ruangan seorang pimpinan perusahaan dengan sofa yang mewah. Dan Laila tiba-tiba teringat dengan ruang kerja Pras yang pernah dia datangi, yang ternyata tidak ada apa-apanya. Memindai ruangan, Laila melihat meja kerja dengan papan nama bertuliskan CEO dengan tinta emas. “Ayo Laila, duduklah,” Austin membimbing Laila untuk duduk dan wanita itu mengangguk pelan dan rasanya lan