BAB 24 Konsekuensi

1657 Kata

Aku. Aku terpekur seorang diri di ruang OSIS ini. Menunggu Aryan, juniorku yang sekarang menjabat sebagai Ketua OSIS menggantikan posisiku dahulu. Dia tadi memintaku untuk membantunya memberi penjelasan cara membuat proposal kegiatan berikut laporan pertanggung jawaban nantinya setelah kegiatan selesai. Sekaligus dia meminta saran dan masukan dariku mengenai program-program OSIS yang akan dia ajukan ke pihak sekolah. Laptop terbuka di depanku dan sebuah kursi kosong berada tepat di depan meja. Aku hanya bisa menatap kursi kosong itu. Tiba-tiba sebuah senyuman mampir dalam pandanganku. Tidak hanya sebuah senyuman, tapi suara tawa dan keceriwisannya yang membuatku merindukannya siang dan malam. Aku tahu ini hanya halusinasiku, tapi meskipun begitu dia tetap berhasil membuatku tersenyum.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN