Nara mengemudikan mobilnya dengan perlahan. Sesekali di tolehnya gadis yang duduk diam di sampingnya. Meskipun dia hanya diam begitu, tapi Nara tahu Matcha menyimpan kesedihan dan kekecewaan yang mendalam. Tadi dia sempat melihat mata cantik itu berkaca airmata. Namun belum sampai air mata itu mengalir di pipi, gadis itu segera mengusapnya. Seperti biasa, Nara hanya membiarkan, jika nanti hati Matcha sudah sedikit lega, pasti tanpa diminta dia akan menceritakannya sendiri. Mobil sudah berhenti di depan rumah Nara. Matcha masih diam hingga Nara menyentuh lengannya dan dia berjingkat karena terkejut. Rupanya gadis itu sedang melamunkan sesuatu hingga tiada menyadari bahwa mereka sudah sampai di rumah. Masih tanpa bicara keduanya turun dari mobil kemudian berjalan menuju rumah Matcha. Nara