Matcha dan Nara berjalan bersama menuju ruang meeting. Mereka bersiap-siap untuk presentasi pagi ini. Dari depan terlihat Andre yang berjalan berlawanan arah dengan mereka. Begitu dekat, tiba-tiba Andre mencekal pergelangan tangan Matcha memaksa gadis itu untuk berhenti. Begitu Matcha berhenti, Nara ikut berhenti. Di tatapnya dengan tajam lelaki yang sama sekali tidak menghiraukan keberadaannya. “Ada apa, Pak?” tanya Matcha berusaha sopan dan formal. “Cha, elo nggak bisa begini sama gue. Kita harus bicara,” Andre bicara dengan nada rendah tapi penuh dengan penekanan di setiap kalimatnya. “Maaf, Pak, saya sebentar lagi presentasi ke manajemen. Bukankah Pak Andre juga mendapat undangannya? Mohon lepaskan tangan saya,” Matcha masih berusaha sopan. Tangannya berusaha dia lepas dari cekala