Entah sudah berapa jam Aubrey dan Gabriel menghabiskan rindu mereka di kamar apartemen Aubrey yang berada di Macau ini. Sedari matahari masih mengintip ketika hendak terbit, sampai matahari kini sudah sangat terik. Aubrey barusaja keluar dari kamar mandi ketika melihat suaminya itu berdiri dengan tangan bersedekap di depan dadaa sambil memperhatikan seluruh isi kamar. “Ada apa?” tanya Aubrey sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. “Ini kamarmu sebelum tinggal di Indonesia?” Gabriel malah balik bertanya, masih sambil memperhatikan seisi kamar Aubrey dan foto-foto Aubrey bersama kedua anak kembarnya. “Iya, memang kenapa?” “Nyaman tinggal di apartemen yang kecil ini?” Aubrey mendengkus, kemudian melemparkan handuk yang tadi ia gunakan untuk mengeringkan rambut ke dadaa Gabriel.