“Apa-apaan tadi?!” Gabriel langsung menyentak semua staff manajemennya di ruang rapat pada hotel tersebut. Tidak ada satupun yang berani bersuara setelah acara konferensi pers tersebut usai. Semua staff hanya menunduk dalam dan tak ada yang berkutik sampai kemudian Pak Henry melangkah maju ke depan, menghadapi emosi tuan mudanya tersebut. “Mr Gabriel, izinkan saya berbicara.” Ujar Henry meminta izin. “Kamu!” Gabriel bahkan maju dan menunjuk persis di depan mukanya dengan penuh emosi. “Maksudmu apa mematikan microphone ketika aku hendak berbicara, huh?! Jika bukan karena orangtuaku, aku benar-benar sudah ingin memecatmu dari dulu Henry!” Para staff disana yang mendengar ucapan itu sampai menahan diri agar tidak terkesiap keras. Gabriel memang terkenal dengan ucapan tajam dan kasarnya