Part 7 : Berbeda dan Curiga

1187 Kata
2 minggu berlalu, Ellia pun sudah sehat kembali, meski kadang masih sering mual dan pusing. Hampir setiap pagi wanita itu mengecek urine-nya dengan test pack, namun hasilnya masih saja negatif bahkan hingga pagi ini. Tak dipungkiri rasa kecewa El semakin bertambah setiap harinya, namun El tetaplah El yang selalu tersenyum dan terlihat baik-baik saja meski hatinya sakit. Batinnya seolah tak berhenti berperang, semua tanda’tanda yang ia rasakan adalah gejala wanita hamil, namun mengapa tak ada satupun test pack yang menunjukan tanda positif. Cakra dan El kini tinggal di sebuah rumah minimalis yang Cakra beli dengan uang hasil bermain saham. Rumah yang ia beli atas nama Ellia itu sebagai hadiah atas keberhasilan El lulus seleksi sekolah designer, dari 500 pendaftar hanya sepuluh orang yang diterima, dan itu merupakan prestasi terbesar Ellia. Dan pagi ini nampak seperti pagi pagi biasanya. Ellia yang sibuk bergelut di dapur dan Cakra yang masih setia bergelung dengan selimut dan bantalnya. "Yash! Ready!" pekik El sambil menghidangkan sepiring nasi goreng kornet keju dan telur mata sapi. Mata cerah wanita muda itu melirik jam di dinding, sedetik kemudian ia berdecak kesal, "si abang mah kalo malem aja ngajak goyang mulu ampe pagi, giliran pagi tidurnya kaya kebo Ishh..ishh.. Untung Ellia cinta." gerutu El diakhiri dengan cengiran lucu-nya. ceklek Ellia membua pintu kamar utama dirumah ini, yaitu kamarnya dan Cakra. Senyum El terukir jelas kala melihat suami tampannya masih nyaman bergelung dengan empuknya kasur dan hangatnya selimut. "SAYANG!!!" teriak Ellia menggelegar membuat Cakra terlonjak kaget. Mata kantuk Cakra yang masih merah terbelalak menatap Ellia yang sedang menampilkan cengiran bodoh khas dirinya yang entah sejak kapan menjadi favorit Cakra. "El!!! Huftt!" Cakra menggeram kesal dan kembali membungkus tubuhnya dengan selimut tebal, entahlah pagi ini lelaki itu sedang benar’benar malas bahkan hanya untuk membuka matanya saja terasa begitu enggan. Wanita muda itu pun setengah berlari mendekati suaminya yang tergulung selimut bagaikan kepompong, tubuh mungilnya menaiki tubuh Cakra yang terbungkus selimut. Dengan gemas Ellia membuka selimut yang menutupi wajah tampan suaminya itu. “Bangun yuk bang.” Bujuk Ellia, namun Cakra tetap setia menutup matanya. Tak kehabisan akal, Ellia menghujani wajah Cakra dengan kecupan-kecupan basah, Cakra tetap tak bergeming. "Bang bangun dong, sarapannya udah siap loh... Sayang.." rayu Ellia manja, namun masih nihil Cakra tak bergeming. Ellia jengah sendiri menghadapi drama pagi ini, dengan wajah usil-nya Ellia menggeser mundur duduknya dari perut Cakra turun ke daerah yang lebih sensitif dan mulai bergerak erotis di atas junior Cakra. Aura kemenangan terpampang nyata di wajah Ellia ketika mendengar Cakra menggeram. Namun wajah usil Ellia seketika berubah takut kala wajah gahar Cakrq terpampang di hadapannya. Ia bukan takut akan kemarahan Cakra, karena jelas Cakra tidak pernah marah-marah padanya, namun yang lebih ia takuti adalah.. "Aaaaaaa!!!!?" Ellia menjerit kaget kala Cakra menggulingkan tubuhnya dan mengukungnya. "Jangan salahin abang kalua pagi ini kita nggak akan kemana-mana.” ucap Cakra tajam, Ellia meneguk kasar salivanya, jika di awal-awal pernikahan mereka, dirinya lah yang agresif, maka lihat lah sekarang.. Seorang yang begitu dingin, datar, dan bossy macam Cakra berubah menjadi seorang yang begitu m***m saat bersama istrinya. "Ak-ak- akhhhh!!!" belum sempat Ellia menjawab Cakra sudah terlebih dahulu menyerang Ellia dengan gigitan dan jilatan panas di leher wanita cantik itu. Ellia pasrah, ia memeluk erat leher Cakra dan mulai mendesah ke-enakan kala Cakra dengan gesit menanggalkan pakaian Ellia. "So?" Tanya Cakra menggeram gemas ketika bermain di dua benda kembar favoritnya. "Main kilat!" jawab Ellia cepat, Cakra pun tersenyum, "as your wish mrs." Bisik Cakra, ia pun melepas celana boxernya dan melemparnya asal, Ellia meremang kala melihat pusaka milik Cakra yang begitu besar. Kedua sejoli itu pun mendesah nikmat kala berhasil menyatukan diri mereka, peluh mereka semakin menetes seiring dengan tempo brutal yang mereka mainkan. "You're amazing babe..uhhhh" desah Cakra saat merasakan milik Ellia menyedot miliknya lebih dalam dan memijatnya dengan begitu nikmat. "Aku duluan!!!" Pekik Ellia yang disusul dengan teriakan mendesah, badannya lemas seketika. Cakra tak peduli dengan tubuh lemas Ellia, ia terus menggenjot dan memompa juniornya dengan tempo brutal, lelaki itu benar-benar kalap. Entah apa yang sedang ada diotaknya yang jelas saat ini ia menyakiti Ellia. "Banghh..pliss bang..sakithhhhh" mata Ellia berkaca-kaca, "pelanh-pelanhh bangh..hikss..." Cakra seolah tuli, kepalang tanggung batinnya! "Ahhhhh!!!! Fantastik babee!!!" desah Cakra nikmat ketika ia mencapai puncaknya. Cakra menggulingkan badannya ke samping Ellia, dan menarik Ellia yang sedang menangis ke dalam dekapannya. "I'm sorry babe.." ucap Cakra menyesal, memang ini adalah kali pertama Cakra bermain sekasar itu pada Ellia. Ia sendiri juga tak mengerti kenapa bisa begitu. Ellia mengangguk kecil dalam pelukan Cakra, hidungnya mulai memproduksi lendir yang siap menetes kapan saja. "Sangat sakit kah?" tanya Cakra lembut sambil menaikan selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Ellia menggeleng, "cuma sedikit, tapi Ellia nggak suka kalo abang goyangnya kaya goyang ngebor gitu." rengek Ellia dengan manja sambil menarik ingusnya dengan kencang hingga menimbukan suara menjijikan yang membuat Cakra terkekeh. "Maaf ya... Sebagai ganti, biar abang yang mandiin El pagi ini." ucap Cakra dengan tampang m***m. Dengan gemas Ellia mencubit perut Cakra, "Modusss!!! Tiap pagi juga abang yang mandiin El! mandiin pluss pluss!" garang El membuat Cakra semakin puas tertawa. "Enak?" tanya Ellia pada Cakra yang nampak begitu lahap memakan nasi goreng buatannya. Keduanya kini duduk berdampingan dimeja makan. "Banget." jawab Cakra singkat. "Alhamdulilah." ucap Cakra bersyukur kala memasukan suapan terakhir nasi goreng itu dalam mulutnya. Cakra melirik nasi goreng El yang masih banyak, "abang mau?" tanya El menyodorkan satu sendok penuh nasih goreng ke mulut Cakra, dengan senang hati Cakra melahapnya. "Makanya bang.. Kalo goyang tu kira-kiraa.. Jangan kek suami yanh nggak pernah dikasih jatah aja sama istrinya." Ejek Ellia, Cakra nampak tak acuh dan sibuk dengan suapan demi suapan nasi goreng yang ia terima. "Udah diminum vitaminnya?" Tanya Cakra di sela-sela kunyahannya. Ellia menggeleng. "Udah 2 hari El nggak minum, badan El juga ngrasa lebih fit kok, nggak papa bang. El mah setrong! Nggak pake vitamin juga masih sanggup goyang sampe pagi." jawab El nyerocos, wajah Cakra mengeras secepat kilat Cakra berlari ke kamar dan mengambil obat itu. "Aneh." gumam El memandang punggung sang suami, wanita itu pun kembali menikmati nasi sisa nasi gorengnya, hingga; Brak! Cakra menggebrak meja makan dengan keras lalu melempar pot obat itu kepada Ellia, membuat Ellia terlonjak kaget. "CUMA MINUM AJA APA SUSAHNYA EL? MINUM SEKARANG!" Bentak Cakra membuat Ellia terkejut sekaligus takut, jantungnya berdebar dua kali lebih cepat daripada biasanya, dadanya yang  memerah karena lemparan pot obat kaca itu pun tak terasa sakit sedikitpun. Dengan tangan gemetaran, Ellia mulai meminum obat itu, "Bagus! Jangan ulangi lagi! Mengerti?!" tanya Cakra tegas. Ellia pun mengangguk takut, air matanya lolos begitu saja. Cakra membawa Ellia dalam pelukannya, tangis Ellia seketika pecah, ini adalah pertama kalinya Cakra nampak se marah itu pada dirinya. "I'm sorry sayang." bisik Cakra sembari mengeratkan pelukannya pada Ellia. "Jangan marah-marah bang..hikss.. Ellia takut.” Rintih Ellia dalam tangisnya, tubuhnya benar-benar bergetar ketakutan. “Abang nggak akan marah kalau kamu nurut. Ngerti?” Ellia mengangguk seolah paham, meski dalam batinnya tetap tak mengerti kenapa suaminya bias semarah ini hanya karena lupa meminum vitamin yang lebih mirip dengan bentuk obat itu. Bolehkah Ellia curiga, feelingnya mengatakan ada yang tidak beres dan itu benar-benar membuatnya takut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN