Aylin mengigiti bantalnya dan senyum-senyum sendiri. "Asstagfirullah hal adzim! Ya Allah jauhkanlah aku dari zina hati." Aylin mengigit bibirnya yang menahan senyum yang lagi-lagi ingin diterbitkan di bibirnya. "Sekarang senyum-senyum bahagia sendiri, dulu saja sok-sok jual mahal." Aylin menatap ke arah Pintu yang ada di tengah-tengah seorang gadis turki dengan mata birunya. Aylin mendengus sebal. Tentu saja, mereka semua mempermainkannya. "Kalian keterlaluan." Aylin bersungut. Khoirunnisa tersenyum jenaka. "Entah kenapa aku menanggap nada bahagia di sini dan darimana wangi bunga mawar yang bertebangan." Pipi Aylin seketika mengubah warna yang membuat Khoirunnisa tertawa. "Kalian?" "Kami teman saat di jerman. Beberapa saat di kesini kami bertemu lagi. Lalu dia meracau tak jelas