Koridor dengan lantai dan cat dinding putih itu sekarang tampak hening, begitu banyak orang memenuhi ruangan itu namun semuanya terdiam membisu. Begitupun dengan Aylin yang benar-benar schok dengan apa yang terjadi kini. Dia bahkan beberapa kali mengigit bibirnya, meremas meminta kuat untuk membuktikan ini bukan hanya mimpi belaka. Cklek! Seketika memandang orang-orang menuju ke pintu di mana seorang pria memakai snelli itu memandang mereka penuh kesedihan dan ada sediktingkatkan ada. "Bagaimana dokter?" Ibu Arfan bertanya lebih dulu dengan gusar. "Seperti biasa, Arfan tertekan. Seharusnya kondisinya bisa diperbaiki karena dia sudah bertemu dengan nona Aylin. Aku harap Nyonya selalu bisa menjamin keselamatan Aylin." Aylin yang di sebut-sebut tampak semuanya bingung. Saat memikirkan