Jam sudah berdetik dengan cepat, menganti hari dengan teratur. Bahkan kini, sudah seminggu sudah, Abdiel begitu jauh dengan Aylin, walaupun sulit bagi Abdiel, tapi dia memutuskan akan berusaha untuk melupakan Aylin. Entah itu bisa atau tidak dia akan berusaha sekuat tenaga. Sedangkan Aylin, pikirannya mulai pusing sekarang, dia tengah mencari Dosen pembimbing untuk skripsinya. Tapi tak satupun yang mau memimbingnya, Beenc sholat duha Aylin membaca Al-Qur'an. Dia makin larut pada bacaannya hingga tak menyadari sepasang mata yang menatapnya penuh rasa rindu. Abdiel, pria itu kini mengamati setiap inci wajah gadisnya itu, betapa susahnya pura-pura mengabaikan gadisnya itu, betapa susahnya dia menghindari bertatapan atau bahkan hanya berpapasan dengan wanita pujaannya itu. Begitu susah me