“Mama.” Wajah Anya nampak merah dan juga panas saat melihat ibunya turun dari mobil yang dikemudikan oleh Arlo. Jelas saja ia merasa takut dan gugup. Ibu dan sepupunya mungkin sudah melihat hal nakal yang baru saja ia lakukan. Bagaimana kalau Agni memarahinya di hadapan Kin atau mendadak tidak suka. Membayangkannya saja membuat Anya merasa tubuhnya panas dingin. Berharap hati ibunya sebaik ibu peri seperti di kartun yang ia tonton saat masih kecil. “Selamat malam Tante,” sapa Kin yang berusaha tetap tenang. Agni melihat Anya dan Kin secara bergantian. Tatapannya tajam. Seakan ingin menelisik apa yang sedang dipikirkan oleh dua orang di hadapannya. “Mama lihat loh, Nya,” sindir Agni. “Ternyata kamu nakal juga, ya?” Anya mengusap tengkuknya karena canggung. “Maksud Mama lihat apa?” tany