Begitu Kin menginjakkan kaki di ibu kota, ia segera menuju rumah sakit tempat Danti dirawat. Kepulangannya ke Jakarta dijemput oleh supir ayahnya, lalu diantar langsung ke rumah sakit. Kin berharap keadaan Danti semakin membaik. Mengingat sakitnya adalah penyakit yang sejak lama diderita oleh wanita paruh baya itu. Sejak kepergian putrinya, Danti mengalami susah tidur dan berujung pada munculnya penyakit hipertensi. Begitu sampai di kamar yang diberitahu oleh Vika, tangan Kin langsung membuka pintu tersebut. Di dalam sana ia melihat Danti dan Vika. Keduanya nampak terkejut sekaligus senang dengan kemunculan Kin. “Kin,”panggil Danti lemas. Kin pun tersenyum dan menghampiri wanita yang nampak lemah dengan infus di tangannya. “Mama.” “Ya Tuhan. Mama kangen sekali sama kamu.” Danti langs