Ini lembut dan sangat memabukkan. Sumpah, mimpi indah yang tak mau aku akhiri. Berharap mimpinya lebih panjang lagi. Aku tidak bisa melihat wajah pria yang tengah menikmati bibirku. Awalnya hanya kecupan hangat biasa. Lama kelamaan, mulai berubah jadi hisapan. Lalu meningkat jadi lumatan. Aku terbuai. Sepertinya aku sangat kenal dengan wangi parfum ini. Tetiba alam bawah sadarku kembali. "Emh!" Aku melenguh pelan. Krotak, gedebrukk!! Aku dikagetkan dengan suara seseorang yang terkena benda tumpul. Mataku terbuka. Oh, hanya mimpi ternyata. Gak ada yang sedang mencumbuku. Hanya saja aku kaget melihat Pak Devan yang sedang meringis sambil memegang kepala belakangnya. "Anda kenapa, Pak?" jawabku dengan suara serak khas bangun tidur. Sepertinya aku tidur cukup pulas sampai mimpi indah