Ucapan Pak Devan benar. Di luar mobil terlihat beberapa pria berseragam sedang keliling. Semua diperiksa termasuk mobil kami. Pak Devan memberi kode agar aku diam.
"Pak, kita kan gak ngapa-ngapain?" bisikku.
"Tapi kita bukan suami istri," jawab Pak Devan dengan bisikan juga.
"Anda sih malah nyulik saya ke mobil segala. Kan jadinya repot."
"Jangan salahin saya, kamu justru yang salah, bikin saya gak tahan dan kesal."
Tuk tuk tuk!
"Apa ada orang di dalam?" Terdengar seseorang mengetuk kaca mobil.
Aku dan Pak Devan makin tegang. Posisi kami pun sangat membagongkan. Ya, aku rebahan sedang Pak Devan berada di atasku. Pria itu menatapku lekat. Telunjuknya diletakkan di bibir pria itu. Mengisyaratkan agar aku tidak bicara lagi.
"Sepertinya kosong. Eh, tapi ada orang lagi telungkup?"
Deg
