Janji

1015 Kata

Dugaanku tidak meleset. Detik berikutnya Pak Devan benar-benar memajukan wajahnya. Wangi nafas maskulin pria di depanku benar-benar menggoda iman. Seluruh pasukan m***m di pikiranku keluar semua. Tapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri. Aku gak mau terjerumus terlalu jauh. Enak aja aku terus dicap sebagai orang ketiga dalam rumah tangga mereka. Aku harus bisa mengendalikan ini. Setidaknya tinggal tiga bulan lagi kan? Setelah itu aku akan pergi sejauh mungkin. Bibir Pak Devan hampir sampai. Dengan cepat aku menutup bibirku dengan telapak tangan. Pak Devan membuka matanya, ia tampak kecewa. "Kenapa kamu malah menghindar dari saya, Alea?" "Ekhm, ingat janji Anda, Pak. Saya bersedia bertahan di sini tiga bulan lagi dengan syarat tidak ada sentuhan fisik." "Argh, s**t!" Pak Devan terd

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN