"Sepertinya kamu harus mandi dan ganti baju, Alea." Aku mengangguk, "Benar. Bau banget. Maaf ya, Pak. Saya jadi merepotkan Anda." "Saya gak merasa direpotkan, Alea. Saya hanya kesal dan marah dengan kelakuan si Devan. Dia memulai semua ini, tapi tidak bisa mengatasi akibat buruk dari tindakannya." Aku mengerutkan kening, "Maksud Anda?" "Ya Devan sadar dia punya istri seorang publik figur. Harusnya sejak awal, dia sudah memprediksi kejadian ini." Aku tersenyum kecut, "Sudahlah, Pak. Lagian saya gak luka kok, cuma bau doang." "Tapi ini sudah keterlaluan, Alea." "Ya, saya juga tahu. Melawan juga salah, yang menyerang saya orang tua. Saya paling gak bisa melawan orang tua, apalagi seorang ibu." Pak Brata menatapku, "Pantas saja Devan sempat tergila-gila sama kamu. Sifatmu kebalikan dar