Tian membawaku ke kamar. "Alea, kamu gak apa-apa kan?" Tian menepuk pelan pipiku. Aku meringis, "Argh, kepalaku sedikit pusing." "Kita ke dokter saja ya?" ucap Tian. Wajahnya terlihat khawatir. "Kayaknya gak perlu deh, Tian." "Ini minum dulu," Tian memberi segelas air putih. Tanganku masih gemetar saat menerima pemberian Tian. Masih kaget, sumpah. Kejadiannya begitu cepat. Lagian kok bisa-bisanya ada motor kenceng depan rumah. "Beneran kamu gak apa-apa?" tanya Tian lagi. "Gak kok, aku gak apa-apa." Cklek. Pintu kamar terbuka. Seseorang masuk. "Alea? Kamu kenapa? Ya ampun!" Aku kaget, "Pak Brata?" sapaku. Pria itu duduk di tepi kasur. "Tadi saya dengar katanya ada yang kena serempet motor. Ternyata kamu." "Iya, Pak. Tapi saya gak apa-apa kok. Hanya sedikit kaget saja tadi."