Mau tak mau aku membiarkan Pak Devan makan malam di rumah kami. Kesel sih, tapi mau bagaimana lagi. Tante Yayu malah dengan sukacita memperlakukan Pak Devan layaknya tamu kehormatan. Makin besar kepala dia! Makan malam hampir selesai, aku memilih hanya minum jus saja. Selain masih kenyang, tumbenan juga Tante Yayu bikin jus. Katanya sih Pak Devan ngasih banyak bahan makanan termasuk buah dan sayur. "Onti! Papi! Hua!" Tetiba terdengar suara tangisan Noah dari kamarku. "Noah bangun!" ucapku lalu bangkit dan hendak membawa anak itu. "Eh, jangan kamu, biar Tante aja ya? Kamu temenin Devan makan. Kasihan dia, lapar sepertinya." Tante Yayu menatap Pak Devan dengan penuh senyum. Kayaknya sebentar lagi pria itu akan jadi mesin ATM buat Tante Yayu. Huft, aku harus segera mencari cara untuk me