Bab 10

1213 Kata
Satria dengan pelan membuka resleting dress Clara dari belakang, untuk melakukan apa yang ingin Satria lakukan. Clara mendesah kenikmatan saat satria berhasil memancing gairah Clara. Satria melumat bibir Clara dengan begitu rakusnya, dan Clara yang sudah terpancing gairah langsung membalas lumatan Satria dengan tak kalah rakusnya dari Satria. Entah apa karena Clara tidak sadar membalas lumatan bibir Satria, atau memang Clara sadar dan menikmatinya setiap Satria memainkan salah satu gunung kembarnya. Clara Hanya diam saja saat satria mencium atau menyentuh bagian tubuh yang Satria sukai. Tiba-tiba saja Satria menghentikan bibirnya saat bermain di leher Clara, saat Clara tiba-tiba memukul d**a Satria dengan begitu keras. " Berani menolak ku untuk yang sekian kalinya? "tanya Satria karena ini bukan yang pertama kalinya Clara menolak untuk disentuh oleh Satria. Entah kenapa, sejak kepulangan Soni dari luar negeri, Clara jadi jarang menerima sentuhan Satria, padahal Clara sendiri tidak pernah mendapat sentuhan dari suaminya. " Aku tidak boleh melanjutkan hubungan ini. Sekarang aku sudah tahu siapa Satria yang sebenarnya. " Gumam Clara dalam hati, membuat Satria memandang Clara dengan pandangan penuh selidik. "Apa yang kamu pikirkan? Jangan pernah bermimpi untuk lepas dariku. Aku tidak akan Melepaskan Mu. "Ujar Satria yang menaruh kecurigaan yang tinggi terhadap Clara, di mana Satria mencurigai Clara kalau Clara akan meninggalkan dirinya, Yang ternyata dugaan Satria sangat tepat sekali. " Satria, maaf. Aku harus pergi. Aku lupa kalau Kakek Bastian memintaku untuk menemuimu, dan setelah itu Kakek Bastian berpesan agar aku langsung pulang setelah bertemu. Maaf, aku terburu-buru." Ujar Clara yang langsung mendorong keras tubuh Satria hingga Satria jatuh ke lantai, dan Clara tidak sadar kalau Apa yang dilakukan Clara benar-benar sangat membuat Satria marah. Satria berdiri dan langsung membuka suara dengan lantangnya sebelum Clara memutar handle pintu ruangan itu untuk keluar. " Kau yakin dengan keputusanmu untuk pergi dari sini? Kalau kamu berani pergi dari sini, artinya kamu memilih putus denganku? " tanya Satria untuk mencoba memancing Clara, agar Clara tidak lagi meninggalkan dirinya seperti kemarin. " Aku tidak pernah merubah keputusanku. "Ujar Clara dengan penuh ketegasan tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. " Pergi! " ujar Satria dengan penuh ketegasan dan terdengar sangat dingin. Clara langsung keluar dari ruangan itu dan berteriak memanggil Soni meminta untuk segera pulang. Sesampainya di rumah, Kakek Bastian sangat menunggu kedatangan Clara. Clara yang melihat Kakek Bastian begitu sangat menanti kedatangan dengan pelan membawa langkahnya masuk ke dalam rumah, dimana Kakek Bastian tengah berdiri di dekat pintu. "Nak, bagaimana hasilnya?" tanya Kakek Bastian penuh harap, membuat Clara merasa sangat bersalah. "Gagal. Kakek tanya sendiri sama cucu menantu kesayangan Kakek, kenapa dia bisa mengecewakan kita." Ujar Soni menjawab pertanyaan Kakek Bastian, membuat Clara merasa begitu sangat merasa bersalah pada Kakek Bastian. "Gagal? Benarkah begitu, Nak?" tanya Kakek Bastian untuk memastikan jawaban Soni apakah benar atau tidak. "Kakek, maaf." Ujar Clara merasa takut untuk membenarkan jawaban Soni tadi. Soni langsung pergi meninggalkan Clara dan juga Kakek Bastian saat melihat Kakek Bastian hanya diam saja, yang Soni yakini, sang Kakek pasti tidak akan memarahi Clara. "Sial. Padahal sudah jelas-jelas Clara membuat ulah dengan menyinggung Tuan muda, bahkan keluarga kita terancam miskin, tapi Kakek masih saja tidak mampu untuk memarahi Clara." Gumam lirih Soni seraya membawa langkahnya dengan langkah yang begitu sangat kasar karena kecewa pada Kakek Bastian yang begitu membedakan kasih sayangnya antara dirinya dan Clara . "Kakek tidak perlu khawatir. Clara janji, Clara akan kembali menemui Tuan muda, dan akan memohon pada dia untuk menyelamatkan perusahaan kita." Ujar Clara penuh semangat. Clara sudah tidak bisa lagi menahan rasa bersalahnya pada Kakek Bastian. Clara tidak masalah dapat masalah besar dengan Satria, asal Satria mau membantu dirinya untuk menyelamatkan keluarga Soni yang terancam bangkrut secara dadakan. Kakek Bastian yang mendengar ucapan Clara hanya tersenyum singkat. "Tidak perlu memaksakan diri, Sayang. Kakek tidak marah padamu." Ujar Kakek Bastian menenangkan Clara. "Aku tidak memaksakan diri, Kek. Aku hanya punya keyakinan kalau aku yakin bisa membuat Tuan muda bermurah hati pada kita." Ujar Clara dengan senyum termanisnya, membuat Kakek Bastian semakin merasa sayang pada Clara. Clara masuk ke dalam kamarnya, dan mengambil ponselnya lalu menghubungi nomor Satria, meminta agar Satria tidak mencampurkan masalah pekerjaan dengan masalah pribadinya. "Ada apa?" tanya Satria datar saat menerima panggilan masuk dari Clara. "Sayang. Tampanku. Aku yakin tampan… "Katakan dengan jelas apa kepentingannya. Jangan menggangguku." Ujar Satria datar membuat Clara Langsung meneguk ludahnya sendiri dengan susah payah. "Eeee. Satria. Aku mohon sama kamu, tolong bantu perusahaan Soni. Aku akan… "Kalau kamu menghubungi ku hanya untuk membahas masalah ini, aku tutup teleponnya." Ujar Satria yang langsung mematikan sambungannya dengan Clara, membuat Clara langsung memejamkan matanya bersamaan dengan tangan yang mencengkram kuat ponselnya. "Akhhh, sial. Apa yang harus aku lakukan." Kesal Clara karena ternyata Satria tidak bisa dirayu kalau masalah Soni. Pagi-pagi sekali Clara sudah rapi dengan pakaian santainya. Clara pergi dari rumah tanpa memberitahu Kakek Bastian ataupun Soni. Clara Langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga tidak butuh waktu lama, mobil Clara Sudah sampai di rumah Satria. Yah, Clara pergi pagi-pagi sekali hanya untuk datang ke rumah Satria. Seperti biasa, Clara masuk ke dalam rumah Satria tanpa merasa kesulitan. Clara masuk ke kamar Satria dan melihat ternyata Satria baru saja merapikan pakaiannya. "Kenapa datang kesini? Bukannya kamu bilang ingin putus?" tanya Satria seraya membenarkan kancing di lengan kemejanya. Clara yang mendengar ucapan Satria langsung memperlihatkan senyum termanisnya, dan mendekati Satria, lalu memeluk Satria dengan wajah mendongak melihat wajah Satria. "Aku tidak menyerah. Tujuanku tetap sama seperti kemarin. Dan aku, aku tidak peduli apapun syaratnya, asal kamu mau membantu menyelamatkan perusahaan Kakek Bastian." Ujar Clara yang membuat Satria Langsa menekan pinggang Clara dari belakang, hingga tubuh keduanya saling menempel. Satria mendorong dagu Clara dari belakang, hingga Satria bisa memandang wajah cantik Clara dengan sempurna. "Yakin tidak akan menolak lagi? Berani mempermainkan aku, akan kubuat mereka semua tidur di jalanan, tanpa terkecuali." Ujar Satria dengan penuh ketegasan, yang langsung mendapat anggukan kepala dari Clara karena Clara tidak bisa membayangkan Kakek Bastian tidur di jalanan. Kalau untuk Soni, Clara juga tidak peduli dia akan tidur dimana, yang dipikirkan Clara yaitu Kakek Bastian. Satria yang mendapat persetujuan penuh kepastian dari Clara langsung memiringkan kepalanya dan menyesap sebentar leher Clara, dan ternyata Clara langsung memejamkan matanya, membuat Satria yakin kalau Clara tidak sedang memancing dirinya. Satria langsung mendorong tubuh Clara hingga terlentang di atas ranjang. Satria langsung menindih tubuh Clara dan melumat bibir Clara dengan begitu rakusnya, serta kedua tangan yang saling bertautan. Clara juga membalas lumatan bibir Satria, hingga Satria merasa tidak sabar untuk segera menyantap Clara. Clara juga sudah terpancing gairah. Karena permainan Satria tidak pernah gagal membuat Clara kenikmatan, Clara pun langsung membuka kancing kemeja Satria dengan cepat, hingga Clara dapat meraba roti sobek yang selalu membuat Clara merasa candu. Satria yang sudah merasa lama tidak menyentuh Clara, dengan cepat Satria merobek pakaian Clara, hingga hanya dengan sekali tarikan, tubuh polos Clara terpampang jelas Dimata Satria, membuat Satria menatap Clara semakin merasa kelaparan. Dengan cepat Satria membuka kedua paha mulus Clara, agar miliknya bisa dengan mudah memasuki milik Clara. Satria benar-benar sangat tidak sabar untuk menikmati tubuh Clara yang sejak kedatangan Soni Clara selalu menolaknya. Satria mulai memposisikan pusaka besarnya pada milik Clara, dan karena memang Clara sudah tidak perawan, dan dirinya sendiri yang memperawani Clara, hanya dengan sekali dorongan saja, Clara Langsung berteriak karena miliknya terasa penuh dimasuki pusaka besar Satria. "Ahhh…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN