Maya menatap pada Gibran yang keluar dari perusahaan pria itu. Maya menyeringai, lalu berjalan mendekati Gibran. Sudah dua jam yang lalu dirinya di sini. Lalu kesempatannya itu akhirnya terwujud juga menatap Gibran yang keluar dari dalam perusahaan. Langkah tegap penuh wibawa dari lelaki itu. Semakin membuat Maya tergoda untuk mendapatkan Gibran sekarang juga. “Mas Gibran!” Gibran menatap tajam Maya yang berlari mendekatinya. “Ada apa?” pertanyaan bernada datar itu dilayangkan oleh Gibran, ketika Maya sudah berdiri di depannya. Maya menggeleng. “Mas mau pulang? Boleh numpang?” tanya Maya tersenyum manis pada Gibran. “Nggak!” jawaban penuh ketegasan penuh penolakan dari Gibran. Tidak akan membawa wanita seperti Maya ke dalam mobilnya. Mobil yang kemarin dinaiki oleh Maya hanya beber