Selena menatap pada tangannya yang bermain di atas bunga mawar. Selena terus menyendiri, tidak mau bertemu dengan Raka, Gibran, orang tuanya, dan sekali-kali dia mau bertemu dengan Jaden. Berdua bersama dengan anaknya itu dan tertawa kecil ketika Jaden melontarkan sebuah candaan kecil yang mampu membuat Selena menghilangkan sebentar yang namanya kesedihan dan juga rasa kurang percaya dirinya. Gibran memerhatikan Selena dari jauh. Matanya menatap Selena dengan pandangan matanya yang menyendu. Gibran menatap pada jari tangannya. Di sana terselip cincin pernikahannya dengan Selena. Sampai kapanpun Gibran tidak akan pernah melepaskan cincin nikah ini. Selena tetap akan menjadi istrinya untuk selamanya. “Hei! Kau sabar dulu. Aku yakin, Selena nantinya menerima kamu lagi dan tidak mengusir k