“Calvin bawa Selena pulang dulu ya Bu, Pak,” ucap Calvin tersenyum pada mertuanya, lalu dia menatap pada Selena yang dari tadi hanya menunduk saja tidak mengatakan apapun. Dia bisa melihat bekas tangisan di pipi wanita itu. Lebay memang Selena ini. Selalu saja menangis, dan tidak bisa menghentikan tangisannya itu. “Oh iya Nak Calvin. Tapi Ibu boleh bicara sama Selena dulu bentar?” tanya Hani tersenyum lembut pada menantunya, dia menatap pada Selena yang menunduk. Hani menarik tangan Selena untuk ke sudut rumah. Kini Hani menatap tajam pada Selena yang menatapnya dengan tatapan lelah dan penuh terluka di sana. Selena bisa saja menjadi tengkorak berjalan setelah ini, setelah dia melalui semua hari yang tak baik dan menyiksa dirinya. Kini ibunya, entah apa yang akan dibicarakan pada Selen