Butuh Pelukan

1045 Kata
Selena membawa makanan yang sudah dia masak ke meja makan, menatap makanan itu dengan tatapan tidak nafsunya. Dia sungguh tidak mau makan sekarang, namun kalau dia tidak makan. Maka anak di dalam perutnya akan kelaparan. Selena tidak mau hal itu terjadi. Selena tetap memikirkan tentang anaknya. Anak ini tidak salah. Yang salah di sini adalah suaminya, dia tidak memikirkan perasaan Selena yang sedang mengandung. Dia hanya memikirkan kesenangannya sendiri. “Tenang sayang, Mama tetap akan memberikan kamu makan yang terbaik. Kamu tidak perlu khawatir. Mama akan menjaga kamu dengan baik, sampai kamu dewasa dan besar nanti,” ucap Selena tersenyum kecil setelah mengatakan itu. “Kau sudah gila ternyata? Bukan hanya miskin dan tidak memiliki harta, tapi kamu sekarang sudah tidak memiliki otak yang waras. Bicara sendirian,” ucap Calvin tajam. Selena mendengar itu menatap suaminya dengan tatapan penuh terluka. “Mas, aku sedang bicara dengan anak kita. Letak gilanya ada dimana?” tanya Selena melihat pada suaminya ini. Calvin duduk di depan Selena dan setelahnya dia menatap pada makanan yang ada di depan Selena. Sebuah nasi putih dengan goreng telur. Selera kampung sekali. Tidak memakai lauk lain. “Kau tidak memasak? Istri tidak berguna seperti ini, dia tidak memasak untuk suaminya. Sudah jelas dia harus memasak,” ucap Calvin sinis dan menghina Selena. Selena tertawa kecil mendengarnya. “Masak? Bukannya Mas enggak mau aku masak. Katanya kamu akan makan malam di rumah selingkuhan kamu itu dan kamu larang aku untuk habisin bahan yang ada di kulkas kamu. Katanya aku hanya buang-buang uang saja,” ucap Selena, dia masih ingat dengan apa yang dikatakan oleh suaminya sebelum pria itu pergi dengan Maya waktu itu. Calvin berdeham pelan. Tentu dia ingat dengan apa yang dia katakan. Sialan. “Ya tetap saja kau harus memasak makanan untukku. Aku masih suamimu. Dan kau masih istriku di rumah ini. Bilang saja kau itu pemalas. Dasar wanita tak berguna menjadi istri seperti ini!” ucap Calvin, semakin tajam mulut pria itu mengatai Selena. Selena mendengarnya tertawa kecil. Apa yang dilakukan oleh suaminya mengatakan dia tidak berguna menjadi seorang istri katanya? Maka apakah suaminya ini berguna menjadi suami begitu? Ingin Selena berteriak kencang di depan suaminya. “Tidak berguna Mas? Memangnya kau berguna menjadi suami dan calon ayah untuk anak kita? Enggak Mas! Kamu lebih memilih wanita itu. Katamu tadi makan malam di rumah dia, tidak perlu aku memasak. Yang hanya akan menghabiskan uangmu. Aku menuruti apa yang kamu katakan. Percuma juga aku masak Mas, soalnya kemarin aku masak banyak. Dan tahu makanannya kemana? Dibagikan sama orang. Untungnya masih bisa membantu orang lain,” ucap Selena, mencoba untuk memakan nasi yang ada di dalam piring di depannya. Walau sekarang tangannya bergetar, seolah memakan sesuap nasi ini sungguh berat sekali. Demi anaknya. Selena harus memakan makanan yang ada di depannya ini. Walau hanya beberapa suap. Selena terkejut ketika piring di depannya diambil oleh Calvin. PRANG! Bunyi piring yang dipecahkan oleh Calvin. Pria itu menatap tajam pada Selena, yang sudah sangat berani melawan pada dirinya. Berkata penuh keberanian. Memang sialan istrinya yang miskin ini. Calvin menatap tajam pada Selena yang masih terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Calvin barusan. “Mas, aku masih makan loh Mas. Kenapa kamu pecahkan piring itu dan membuang makanannya?” tanya Selena menatap pada Calvin. Calvin menarik rambut Selena. “Kau mau makan? Makan saja. Kamu ambil nasi dan telur itu lagi dan makan di lantai langsung!” ucap Calvin menginjak makanan yang ada di depan Selena. Selena melihat itu menatap pada suaminya dan menggeleng pelan. Melihat kelakuan dari pria yang dulu sangat dicintai oleh dirinya, dan memberikan semua janji manisnya yang berupa membahagiakan Selena. “Mas! Kamu tidak boleh seperti ini. Kamu telah membuang makanan dan merendahkan makanan. Kamu tahu, di luaran sana banyak orang yang tidak bisa makan. Sedangkan kamu sekarang membuang makanan dan menginjaknya!” ucap Selena langsung berjongkok dan membersihkan makanan yang dibuang oleh Calvin. `”Aw!” ringis Selena ketika tangannya terluka oleh kaca piring dan bukan hanya itu saja, Calvin menginjak kakinya. “Mas sakithhh…” rintih Selena penuh kesakitan, dengan apa yang dilakukan oleh Calvin pada dirinya sekarang. Calvin melihat telapak tangan Selena yang berdarah dan terluka. Membuat dia tertawa kecil atas apa yang telah dilakukan oleh dirinya sekarang. “Apa? Sakit? Masa bodoh Selena. Makanlah. Itu makanannya seharusnya kau makan, biar nggak buah makanan seperti apa yang kau bilang,” ucap Calvin tertawa kecil setelah mengatakan itu dia pergi menjauh dari hadapan Selena. Selena mendengar apa yang dikatakan oleh Calvin, dan melihat pria itu sudah pergi menjauh dari hadapannya. Membuat Selena mengepalkan tangannya dan setelahnya Selena meringis merasakan perih di telapak tangannya atas apa yang dilakukan oleh suaminya ini. “Ya Tuhan Non! Sini Bibik saja yang bersihkan, dan itu tangan Non harus diobati cepat,” ucap Bibik. Selena mendengar apa yang dikatakan oleh Bibik mengangguk. Perlahan Selena berdiri dari tempat duduknya, lalu dia berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan Calvin mencari kotak P3K. Mata Selena melihat pada Calvin yang memainkan ponsel dan sedang bertelepon dengan Maya. “Iya, aku akan nginap di sana besok malam sayang. Kamu jangan cemberut seperti itu, tambah lucu tahu kalau kamu cemberut kayak gitu,” ucap Calvin tertawa kecil setelah mengatakan itu di depan Selena. Selena mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya mengusap dadanya dan dia menggeleng pelan. Kenapa harus seperti ini rumah tangganya dengan Calvin sekarang. Pria itu juga dengan teganya menyakiti Selena, membuat Selena merasakan sakit di telapak tangannya sekarang. Selena menahan rasa perih di telapak tangannya. Kalau boleh dibilang lebih perih ketika suaminya sekarang bertelepon dengan Maya dan mengatakan kata-kata lembut yang penuh memuja pada Calvin. “Mas, kamu- -Apa? Kamu mau bilang apa hah?! Jangan berisik Selena. Obati saja tanganmu itu sekarang. Tidak usah berkata hal yang hanya membuat aku sakit kepala!” ucap Calvin memotong ucapan Selena, membuat Selena bungkam sekarang. Selena tidak berkata apapun lagi, fokus pada luka yang ada di tangannya. Sambil sekali-kali menyeka air matanya. Sakit sekali Bu. Selena mau pulang ke rumah Ibu dan Bapak. Selena mau peluk Ibu dan Bapak lalu bilang semua yang dirasakan oleh Selena sekarang pada kalian. Berharap kalian mau memeluk Selena dan berkata semuanya akan berakhir dan baik-baik saja. Tidak ada rasa sakit lagi. Selena hanya butuh sebuah pelukan dan kata-kata menenangkan sekarang. Untuk membuat dirinya lebih baik lagi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN