Langkah kaki Selena memasuki rumahnya dengan Calvin. Matanya menatap pada suasana rumah yang sangat tenang sekali dan penuh dengan kesepian. Selena duduk di ruang tengah dan menatap ke atas. Air mata keluar dengan sendirinya kembali. Rasanya sungguh sangat sesak sekali membayangkan suaminya akan menikah kembali dengan wanita yang dianggap oleh dirinya akan menjadi sahabatnya. Namun ternyata menjadi benalu di rumah tangganya dengan Calvin.
“Kenapa semuanya terjadi padaku? Bu, Pak. Rasanya sangat sakit sekali. Selena mau pulang ke rumah kalian. Selena tidak mau di sini,” ucap Selena, hidupnya begitu berat sekali dijalani oleh dirinya. Yang tidak bisa untuk bertahan lebih dari ini. Selena mengusap perutnya.
Kehadiran anaknya yang dia duga akan membuat suaminya semakin cinta pada dirinya, namun ternyata dia salah. Suaminya bukan mencintai dia ternyata. Malah menikah dengan wanita lain tidak ada pelukan dan ciuman juga ucapan selamat atas kehadirannya anak mereka yang ada di dalam perut Selena.
“Nasib kamu yang malang ya Nak. Papamu bukannya malah memanjakan kamu di dalam perut Mama, dia malah lebih memilih untuk menikah dengan wanita lain. Mama sakit hati dengan apa yang dilakukan oleh Papa kamu. Tapi Mama ingin berharap dia balik lagi kepada kita, akan meninggalkan wanita itu,” ucap Selena lembut.
“Non, mau makan apa? Saya akan masak untuk makan malam.”
Tatapan mata Selena melihat pada asisten rumah tangga yang kemarin sudah kembali dari kampung. Selena menggeleng. “Enggak usah Bi. Biar saya saja yang masak, lagian saya mau masak untuk diri saya sendiri,” ucap Selena.
“Loh, Den Calvin memangnya nggak pulang Non? Dia bakalan marah kalau tahu Nona masak. Udah saya saja yang masak. Saya nggak mau nanti Den Calvin marah,” ucap Bibik yang melarang Selena untuk menyentuh dapur. Lebih baik dia saja yang masak.
Selena mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu tertawa kecil. Dulu Calvin memang melarang dia untuk masak, tapi sekarang tidak akan melarang dia untuk masak. Calvin akan lebih memerhatikan Maya dibanding dirinya.
“Dia tidak akan marah Bik. Semuanya bukan seperti dulu lagi. Semuanya sudah berubah danb tidak seperti yang dulu lagi. Dimana Calvin perhatian dan memberikan kasih sayang yang melimpah pada diriku, dia tidak akan memedulikanku lagi,” ucap Selena mengepalkan tangannya, air matanya seolah ingin turun sekarang.
Namun ditahan oleh Selena. Bibik masih merasa bingung dengan apa yang dikatakan oleh istri majikannya ini. Kenapa beban hidup istri majikannya terlihat sangat berat sekali. Dia ingin memeluk dan merengkuh tubuh yang penuh kerapuhan itu sekarang. Namun dia tahan dan tetap melihat pada Selena.
“Nona, apa yang terjadi?” tanyanya, berharap Selena akan menjawab pertanyaan darinya.
Selena mendengar pertanyaan Bibik tertawa sumbang. Dari sekian banyak orang, masih ada yang bertanya tentang dirinya ternyata. Dan apa yang terjadi pada dirinya. Selena menghapus air matanya. “Mas Calvin mau menikah lagi Bik,” jawab Selena tertawa sambil menangis.
Bibik mendengar apa yang dikatakan oleh istri majikannya ini. Menutup mulutnya. Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Selena sekarang. Yang dia tahu kalau Calvin sangatlah mencintai Selena, dan selalu memberikan kasih sayang melimpah pada Selena. Bagaimana bisa? Calvin menikah lagi. Apa salah Selena? Melihat Selena selama ini baik-baik saja tidak ada yang salah dengan Selena. Terus apa yang salah dengan Selena?
“Nona, apa yang salah dengan pernikahan Nona dan Tuan Calvin. Saya melihat kalau Nona dan Tuan Calvin itu baik-baik saja. Masih terlihat saling mencintai satu sama lain. Membuat pelayan di sini merasa iri dengan keharmonisan yang kalian tebar,” ucap Bibik menatap Selena dengan mata penasarannya.
Selena tertawa kecil mendengar ditanyakan wanita paruh baya itu pada dirinya. Apa yang salah? Selena tidak tahu apa yang salah pada dirinya. Yang jelas dia sekarang disakiti begitu dalam oleh suaminya sendiri.
“Saya tidak tahub Bik. Mungkin dia memang sudah bosan dengan saya, sehingga dia menikah lagi dengan wanita lain. Disaat saya hamil anaknya sekarang,” ucap Selena memeluk perutnya.
Bibik menatap pada perut Selena yang membuat dia menutup matanya dan seketika dia membuka matanya. Satu tetes air mata keluar dari pelupuk matanya. Kenapa wanita sebaik Selena harus merasakan hal seperti ini. Tidak sepantasnya Selena mendapatkan hal seperti ini.
“Nona, anda kenapa masih diam saja? Anda tidak meminta Tuan Calvin untuk tidak menikah lagi. Anda sedang hamil. Kalau anda banyak pikiran dan stress janin yang ada di dalam perut anda, akan merasakan hal sakit itu juga,” ucap Bibik menatap Selena dengan tatapan prihatinnya.
Selena mendengar apa yang dikatakan oleh Bibik pada dirinya, membuat Selena tertawa kecil ketika mendengar apa yang dikatakan oleh wanita paruh baya itu. Melarang seperti apalagi? Dirinya sudah melarang suaminya dan bahkan dia yang dulu tidak berani berkata apapun pada ibu mertuanya, dengan beraninya dia menentang semua ucapan ibu mertuanya.
“Melawan seperti apa Bik? Melarang seperti apa? Saya sudah berusaha untuk melakukannya. Bukan mendengarkan apa yang saya katakan. Suami saya semakin yakin untuk menikahi wanita. Menyakiti hati saya yang hancur dan tidak sanggup bila nanti melihat dia bersanding dengan wanita lain. Memanggil wanita lain dengan sebutan sayang. Mengatakan kata cinta pada wanita lain. Hahaha … rumah tanggaku sudah hancur Bik, tidak ada gunanya aku melawan dan menentang apa yang dilakukan oleh suamiku, dia tidak akan mendengarnya,” ucap Selena menatap wanita paruh baya yang ada di depannya dengan tatapan penuh kehancurannya.
Bibik mendengar apa yang dikatakan oleh Selena, membawa wanita itu masuk ke dalam pelukannya. Bibik mengusap punggung Selena memberikan kekuatan untuk Selena, jangan pernah sedih dengan apa yang dihadapi oleh dirinya sekarang.
“Non, jangan sedih. Nona harus memikirkan anak yang ada dalam kandungan Nona, kalau Nona memikirkan tentang suami anda membuat anda stress. Atau Nona pergi saja dari rumah ini,” ucap Bibik, lebih baik pergi untuk selamanya dari rumah ini, dibanding masih bertahan akan semakin membuat yang namanya sakit hati.
Selena mendengar apa yang dikatakan oleh Bibik. Tertawa kecil. “Aku masih berharap di dalam rumah tanggaku ini Bik. Aku ingin suamiku kembali padaku meninggalkan wanita itu,” ucap Selena.
Hal itu sontak membuat wanita paruh baya yang sudah bekerja selama lima tahun di rumah Calvin yang dulu. Dan sekarang bekerja di rumah Calvin yang ada Selena. Membuat dia menggeleng pelan mendengar apa yang dikatakan oleh Selena.
Masih berharap. Sedangkan Calvin akan menikah dengan wanita lain. “Nona, Tuan Calvin akan menikah dengan siapa?” tanya Bibik, penasaran akan hal ini.
Selena mendengarnya tertawa keicl. “Dia akan menikah dengan Maya. Bibik pasti tahu Maya itu siapa, bukan satu tahun Bibik bekerja di sini.” Jawab Selena tertawa kecil mengatakan hal yang sangat sakit untuk dikatakan oleh dirinya.
Menyebut nama wanita itu saja langsung membuat bibirnya bergetar dan ingin berkata kasar.
“Nona Maya. Dia adalah orang yang sangat dipuji oleh Nyonya dulu. Nyonya dulu ingin Tuan Calvin menikah dengan Nona Maya, namun Tuan Calvin sudah memilih anda sebagai istrinya. Saya mengira, kalau Tuan Calvin sungguh mencintai anda. Tidak akan pernah hal seperti ini terjadi. Melihat bagaimana Tuan Calvin dulu menentang ibunya, agar dia menikah dengan anda, tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh ibunya.” Bibik mengusap rambut Selena lembut.
Kalau tentang Maya yang begitu di sayang oleh orang tua Calvin, dia mengakui Selena kalah telak untuk mencari pembelaan dirinya sendiri. Orang tua Calvin pasti lebih setuju dengan Calvn yang menikah dengan Maya.
“Ya. Dia memang menantu idaman ibunya Calvin. Sedangkan aku? Menantu yang tak pernah diinginkan. Disaat aku meminta pembelaan pada ibunya Calvin. Dia hanya membela Maya dan Calvin. Hubungan yang salah.” Selena tertawa sumbang menghapus air matanya.
“Bibik boleh untuk masuk ke dalam kamar. Tidak usah memasak untukku Bik. Kalau aku lapar, nanti akan masak sendiri,” ucap Selena, menyuruh wanita paruh baya itu untuk masuk ke dalam kamarnya.
Dia ingin sendiri sekarang. Menenangkan hatinya yang semakin sakit, ketika suaminya yang tadi siang mengenalkan dirinya sebagai asisten Maya. Hahaha. Bukan sebagai istri. Menyakitkan sekali bukan? Dan dia masih saja bertahan. Entah sampai kapan dirinya harus bertahan. Apakah sampai dia hancur dan tidak bisa kembali menata hidupnya lagi?