Suara petir menggelegar, disusul oleh rintik hujan yang semakin deras, seakan-akan mencerminkan kekacauan dalam pikiran Bianca. Di ruang keluarga yang hanya diterangi oleh lampur temaram, Bianca duduk termenung, matanya kosong menatap jendela yang terus dihujani air. Tangannya menggenggam erat secangkir teh yang sudah dingin, tapi ia bahkan tidak menyadarinya. Luis di sisi lain masih mencoba menghubungi ponsel putrinya dan juga beberapa teman yang ia kenal. Pikiran Bianca melayang pada Ariana, putri sulung yang kini tiba-tiba mulai mengetahui rahasia kelam yang selama ini ia sembunyikan—tentang ayah biologisnya yang masih ada. Entah darimana sumber dibalik informasi tersebut, beberapa saat yang lalu Ariana yang tiba-tiba memperdebatkan mengenai ayah biolgisnya, Jonathan dan juga dugaam Lu

